Tuesday, February 4, 2014

I Remember - Mocca

I remember
The way you glanced at me, yes I remember 
I remember 
When we caught a shooting star, yes I remember 
I remember 
All the things that we shared, and the promise we made, just you and I 
I remember 
All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn
Setiap kali mendengar alunan lagu itu, aku ingat padamu.
Darimu lah aku mendengar lagu itu untuk pertama kalinya. Atau lebih tepatnya dari blog-mu.
Yaa, blog-mu. Tempat kamu menuliskan segala kejadian gila dalam hidupmu, yang mampu membuatku tertawa terbahak-bahak bahkan saat ditengah ruangan ramai. Mungkin mereka berpikir aku gila, tapi, aku tak peduli.

Blog itu juga yg menjadi bukti bahwa kamu pernah jatuh cinta pada seorang gadis yang akhirnya menghancurkan hatimu hingga berkeping-keping.
Dan membuatmu mengubah lagu 'I Remember - Mocca' dengan lagu 'Bila Rasaku Ini Rasamu - Krispatih'. Lagu yang menyayat-nyayat hati dan membuatmu menyembunyikan tangis saat mendengarnya. Kamu pikir aku tidak tahu?
Blog itu juga yg memperlihatkan bahwa kamu sangat berbakat untuk menjadi seorang penulis.
Hey! Berapa kali aku memintamu untuk membuat buku? Mungkin kamu sudah tak ingat.

Hey tuan pemikir, aku senang Tuhan mempertemukan aku denganmu.
Karena kamu, aku jadi lebih ingin tahu, lebih suka membaca, meskipun sebelumnya aku sudah suka membaca, tapi karena kamu aku jadi suka membaca detikdotkom, padahal dulu aku lebih suka baca detikgosip.

Hey tuan pemimpi, gara-gara kamu aku jadi seorang wanita pemimpi. Gara-gara ditengah diskusi mengenai pilihan mata kuliah empat tahun yang lalu kamu bertanya 'cita-cita lo apa? 5 dan 10 tahun lagi lo mau jadi apa? Mau ngapain? Tujuan hidup lo apa?'
Damn boy, kamu memaksaku berpikir keras karena selama ini aku hanya berpikir kehidupan hari ini, atau minggu depan, sejauh-jauhnya aku berpikir, aku mungkin hanya memikirkan hidup tahun depan, dan sekarang kamu bertanya hal seperti ini padaku?
Setelah aku berpikir panjang, aku pun menjawab 'gw mau jadi kaya nyokap gw, mau jd wanita karir'
Damn! Hanya itu yang terlintas dipikiranku kala itu. Dengan santainya kamu bertanya 'Selamanya lo mau jadi karyawan? Terus 5 taun, 10 taun lagi lo cuma jadi karyawan aja gitu?' Kamu memaksaku untuk berpikir lagi, tapi aku suka itu. 'Hmm, 5 tahun lagi, gw pengen udah jadi pegawai tetap di tempat gw kerja, 10 tahun lagi gw udah nikah, udah punya anak, tetep kerja, hmm, udah jadi manager mungkin' kataku sambil menerawang mencoba melihat masa depan yang jujur masih tertutup kabut tebal.
Seolah tak puas dengan jawabanku, kamu kembali bertanya 'dulu cita-cita lo apa sih?'
'Banyak' jawabku cepat. Saat aku kecil aku adalah seorang pemimpi. Aku pernah ingin menjadi seorang arsitek namun kubatalkan karena aku tak pintar matematik, aku pernah ingin jadi dokter namun segera aku lupakan karena merasa takut melihat korban kecelakaan yang berdarah-darah, aku juga pernah ingin menjadi seorang model yang akhirnya aku kubur rapat-rapat karena melihat tubuhku yg kurang tinggi, berkulit gelap dan kering, gigiku juga tidak rapih. Aku juga pernah bercita-cita ingin menjadi dokter hewan karena aku sangat suka dengan kucing dan kelinci, namun ibuku bilang kalau dokter hewan itu tidak punya penghasilan selayaknya dokter manusia, dan terakhir aku bercita-cita untuk menjadi insinyur peternakan agar bisa menjadi peternak ayam yang sukses seperti Bob Sadino, juragan ayam, begitu aku mengingatnya. Namun bukannya menjadi insinyur peternakan, aku malah tengah mengejar gelar Sarjana Teknik-ku kala itu.
'Salah satu deh, yang masih mungkin dicapai' katamu dengan sedikit kesal, mungkin karena aku tak serius menangapi pembicaraan kita.
'Hmmm, peternak ayam deh' kataku, ya malu juga sih kalo aku bilang aku pengen jadi model, kamu aja sering bilang kalo badanku cungkring.
'Nah itu bagus cita-cita lo, tapi kenapa ayam? Kenapa ga sapi?' Kamu mulai terlihat exited, yang justru membuatku nervous, takut salah memberi alasan.
'Hmm, soalnya menurut gw, ayam itu makanan semua kelas, mulai dari menengah kebawah sampai orang kaya pasti suka makan ayam. Selain itu ayam waktu panennya cepet, paling 1,5-2 bulan uda bisa dipotong' kataku sambil berpikir, aku tak pernah memikirkan alasan dibalik kemauanku. Selama ini apa yang aku mau, aku lalukan.
Kamu tersenyum, membuat kupu-kupu yang ada diperutku beterbangan dengan riang, menggelitik jantungku, membuat dadaku berdebar-debar.
'Nah itu alesannya bagus, masuk akal. Mendingan lo lakuin deh, jadikan suatu saat lo bisa jadi pengusaha, ga cuma seorang pegawai' Kamu berkata dengan mata penuh semangat, 'terus langkah lo buat mewujudkan cita-cita lo jadi peternak ayam yang sukses apa?' kamu terus-terusan bertanya, aku harus kembali berpikir.
'Sepertinya abis 2 taun kerja gw mau ambil S2 bisnis, biar tau ilmunya, jadi ga gampang dibegoin orang'
Kamu lagi-lagi tersenyum, membuatku semakin berdebar-debar, membuatku ingin menundukan kepala menyembunyikan wajahku yang memerah.
'Terus kalau udah berhasil lo mau ngapain?' Damn it! Another questions.
'Maksudnya?' aku tak tahu harus menjawab apa karena aku bahkan tak paham dengan pertanyaan kamu.
'Kalo lo udah berhasil, punya uang banyak, lo mau ngapain?' dengan sabarnya kamu menjelaskan maksud pertanyaanmu dengan kata-kata sederhana agar mudah dicerna olehku.
'Oh itu maksudnya. Kalo udah punya uang banyak gw pengen keluar negeri, melihat dunia, belajar budaya, belajar bahasa, dan bikin penampungan kucing liar, soalnya gw suka kucing' aku berkata setengah berkhayal.
'Bagus. Lo udah tau visi misi hidup lo kedepan, jangan pernah lupain cita-cita lo yg satu ini. Siapa tau nanti kita bisa. jadi partner.' Lalu kamu tersenyum lebar, matamu memancarkan kepercayaan, seperti yang selalu terjadi saat kamu membicarakan harapan dan cita-citamu.
Kamu bercita-cita untuk menjadi seorang pengusaha besar, lepas dari bayang-bayang keluargamu, menjadi CEO di usia yang masih muda, punya 11 perusahaan di umurmu yang ke 32.
Aku sangat percaya akan kemampuan kamu dalam menjalankan usaha ataupun memimpin orang lain. Sejak sekolah kamu sudah terbiasa membantu ayahmu mengurusi perusahaan keluarga. Sudah sering pergi ke china untuk urusan bisnis, sering memimpin pertemuan besar bersama orang-orang penting dan kalangan pengusaha di Indonesia. Bahkan saat kuliah pun kamu masih sering bepergian antar pulau untuk memantau pabrik ini dan itu. Dan sebagai orang yang pernah bekerja bersama dalam suatu lingkup organisasi, aku tidak pernah ragu akan instingmu dalam memimpin, kamu pemimpin yang hebat. Itu salah satu yang aku suka dari kamu.

Hey tuan pecinta, banyak orang yang bilang kamu lelaki yang gemar mempermainkan wanita. Bahkan beberapa dari mereka menyebutmu playboy dan memberikanmu julukan monyet*_boi. Tapi mereka tak pernah tau bahwa dibalik julukan itu terdapat kisah pencarian hati dari seorang pria yang memiliki hati penuh cinta.
Sejak kenal denganmu ditahun 2009, aku bisa menilaimu sebagai seorang pria yang sangat luar biasa baik. Bahkan kebaikanmu sering disalah gunakan oleh orang lain.
Kamu adalah pria yang tidak segan-segan melakukan hal yg diminta oleh wanitamu hanya demi membuatnya tersenyum.
Aku ingat saat kamu tergila-gila dengan seorang gadis FH, seorang gadis pintar yang penuh ambisi akan kesuksesannya dimasa datang, yang berakhir dengan kalian berpisah begitu saja. Atau gadis FE yang cantik, manja, seperti seseorang yang dulu pernah ada di hidupmu namun telah pergi untuk selamanya. Kamu memang senang dengan wanita manja, karena kamu senang memanjakan.
Masih teringat jelas didalam ingatanku betapa kamu sangat mencintai sigadisFE, hampir tiap hari buket bunga selalu kamu berikan untuknya, betapa kamu memujanya, hingga akhirnya kamu tahu bahwa gadis ini tidaklah sebaik yang kamu duga.
Gadis itu dengan teganya menghancurkan hatimu. Hatimu yang begitu rapuh. Hatimu yang begitu berharga. Bodohnya dia, mempermainkan orang sebaik kamu.
Satu persatu gadis cantik datang dan pergi dalam kehidupanmu, menambah panjang daftar wanita pengisi kehidupan asmaramu, hingga akhirnya dia hadir.
Aku senang kamu bertemu dengannya, dia yang memiliki wajah dan hati yang baik, sejalan dengan nama wanita itu, yang tak bisa aku sebutkan dalam tulisanku.
Aku senang, karena akhirnya kamu bertemu dengan wanita yang sepadan, memiliki cinta dan hati yang sama besarnya denganmu. Memiliki cita dan cinta yang sejalan denganmu.
Aku benar-benar berharap bahwa hidupmu akan bahagia selalu dengan wanita itu.
Selain kamu memang pantas mendapatkan kebahagiaan, aku tidak mau melihat kamu tersakiti lagi, aku tidak mau melihatmu terluka dan menangis lagi, kamu terlalu baik untuk disia-siakan.
Aku pernah bilang kan kalau aku sakit saat melihatmu sakit? Atau sekuat tenaga menahan air mata saat menghiburmu yang kala itu menangis karena sigadisFE?
Ya, aku pernah menyukaimu, aku memujamu. Kamu adalah inspirasiku, orang yang membuatku menjadi aku yang sekarang, wanita pemimpi, pemikir, penikmat hidup. Oiya, kamu juga yang mengajariku menikmati hidup yang terkadang luar biasa menyebalkan ini, kamu juga yang membuatku mampu bersosialisasi dengan orang lain, kamu membuatku mampu membuka diri pada orang lain. Ya, Kamu. Entah kamu sadar atau tidak, tapi hingga tulisan ini aku buat, aku belum pernah menemukan pria lain yang seperti kamu, menginspirasi.
Tapi kamu tak usah kuatir, aku sekarang hanya mengagumi kamu saja, dan menyukaimu sebagai sahabat, tidak lagi suka kamu sebagai seorang pria.
Aku mendoakan kebahagiaan kamu denga dia.

Hey tuan pelupa, aku selalu tertawa dengan segala kepikunanmu. Bagaimana kamu terbangun ditengah malam, setengah tertidur makan snack, wafer coklat, susu coklat, menawariku dan kembali tidur, saat bangun kebingungan dengan segala sampah makanan yang berserakan di atas kasur dan samping tempat tidurmu dan juga gigimu yang manis,
Melupakan apa yang kamu ucapkan dalam beberapa hari dan saat kukatakan lagi padamu, kamu malah bertanya 'emangnya gw ngomong gitu?'.
Bahkan, mungkin kamu sudah lupa dengan kebiasaanmu mendengarkan instrumental music sampai tertidur setiap malam.

Tuan pemikir, terima kasih kamu telah membuatku menjadi seorang yang penuh rasa ingin tahu, orang selalu berusaha mengetahui berita-berita terbaru, meskipun pada awalnya aku mencari tahu berita baru agar dapat berbincang denganmu.
Tuan pemimpi, aku berdoa pada Tuhan agar segala mimpimu menjadi nyata, agar segala harapmu dikabulak oleh-Nya. Tuan pemimpi, bekerjalah giat, tapi jangan memaksa dirimu terlalu keras, aku tak mau kamu terlalu lelah, mimisan dan kemudian sakit. Bagaimana kamu dapat meraih mimpi jika kamu sakit? :)

Tuan pecinta, aku berharap cinta yang kau jalani saat ini menjadi cintamu yang terakhir dan selamanya, agar kamu tak perlu lagi mencari, agar kamu tak perlu lagi merasakan sakit, agar dia selalu menjadi pendampingmu disenang dan sedihmu.

Tuan pelupa, mungkin kamu sudah lupa dengan semua isi tulisanku ini, tapi percayalah, aku tak pernah lupa. Sangat sulit bagiku melupakan kenangan yang terjadi sejak 2009-2012. Meskipun saat ini kita sudah jarang berkomunikasi, jangan berbicara, aku minta satu hal tuan pelupa, jangan lupakan aku.



Dari aku,


Sahabatmu.

*) Nama disamarkan. Tapi jika kamu mengenalku, kamu akan tahu siapa yang kumaksud :)

No comments:

Post a Comment