Friday, April 12, 2013

Dinding Hati

Kubangun dinding dengan susah payah penuh peluh dan air mata hanya untuk melindungi hatiku agar tak terluka.
Kubangun sebuah pintu kecil tersembunyi dengan kunci penuh teka-teki.
Hingga orang harus sedikit berusaha untuk membukanya jika ingin melihat isi hatiku.
Aku begitu takut membiarkan orang lain masuk ke dalam benteng pertahananku.
Beberapa orang yang ku undang masuk berakhir dengan menghancurkan hatiku beserta benteng pertahanannya.
Hingga aku harus kembali membangunnya dengan penuh air mata.
Aku takut hatiku hancur lagi, ia kini begitu rapuh setelah sekian kali jatuh dan hancur berkeping-keping.
Sedikit goncangan mungkin akan menghancurkannya kembali.
Itulah sebabnya saat ini aku benar-benar menjaga hatiku agar tetap utuh.
Kalau bukan aku yang menjaganya? Siapa lagi?

No comments:

Post a Comment