Friday, April 12, 2013

Dinding Hati

Kubangun dinding dengan susah payah penuh peluh dan air mata hanya untuk melindungi hatiku agar tak terluka.
Kubangun sebuah pintu kecil tersembunyi dengan kunci penuh teka-teki.
Hingga orang harus sedikit berusaha untuk membukanya jika ingin melihat isi hatiku.
Aku begitu takut membiarkan orang lain masuk ke dalam benteng pertahananku.
Beberapa orang yang ku undang masuk berakhir dengan menghancurkan hatiku beserta benteng pertahanannya.
Hingga aku harus kembali membangunnya dengan penuh air mata.
Aku takut hatiku hancur lagi, ia kini begitu rapuh setelah sekian kali jatuh dan hancur berkeping-keping.
Sedikit goncangan mungkin akan menghancurkannya kembali.
Itulah sebabnya saat ini aku benar-benar menjaga hatiku agar tetap utuh.
Kalau bukan aku yang menjaganya? Siapa lagi?

Saturday, April 6, 2013

Pantai Kehidupan

Perjalanan hidupku bagai berjalan dibibir pantai, diatas pasir basah yang terus menerus tersapu ombak.
Segala jejak yang kutinggalkan tiada berbekas.
Terhapus oleh deburan ombak yang senantiasa menerpa.
Aku tak pernah tau siapa diriku, darimana asalku, hendak kemana aku.
Aku hanya terus berjalan menyusuri pantai kehidupan.
Berharap suatu saat air laut akan surut hingga ada yg dapat melihat jejak kakiku di pasir dan berjalan menyusurinya hingga menemukanku.
Hingga kudapat berbagi kisah dengannya, berbagi cerita atas apa saja yang telah kulalui, bersama menyusuri pantai kehidupan walau dengan perihnya karang yang terinjak dan kerasnya deburan ombak mencoba menghadang namun aku dan dia tetap berjalan bersama hingga matahari terbenam dengan indahnya.