Thursday, October 22, 2015

Work Termination or you can call it PHK

Work Termination
PHK.
Apa yang ada di pikiranmu kalau mendengar kata PHK?
Takut? Sedih? Panik? Berharap ga akan menimpa kamu?
Well, I'm familiar with that kind of feelings.

It's been 3 weeks since I lost my job because of termination or known as PHK.

Kondisi ekonomi negara yang tidak kondusif, harga dollar meroket tajam, serta harga minyak bumi yang merosot dan tak kunjung membaik membuat perusahaan tempatku bekerja harus rela merumahkan sebagian dari pegawainya yang masih dalam status third party contract. And I'm one of them.

Aku mendapat kabar mengenai kemungkinan kontrak kerjaku tidak diperpanjang 2 minggu sebelum masa kontrakku berakhir. Masa kontrakku berakhir tanggal 30 September 2015.
Hari itu, hari Rabu jika aku tak salah ingat. Aku dan 2 temanku serta mba Soefi, section head sub divisi sebelah keluar untuk makan siang di FX sudirman, tepatnya Wendy's (Wendy's akan ku coret dari rekomendasi tempat makan berikutnya hahaha). So, di Wendy's mba Soefi bilang kalau aku dan mba Dwi *one of my best friend* juga mba Evi masuk nominasi orang-orang yang akan diterminasi bulan ini.
“Tapi masih belum ada keputusan final, Nay. Selama kamu belum dapet surat dari WCP (perusahaan third party yang menaungiku) ya berarti belum final.” Kata mba Soefi saat itu, mungkin berusaha menenangkan aku.

At that moment, I lost for words. That's only one word on my mind "Ookay.." I can't think.
After that, I try to show them that I'm OK, that this isn't a big deal. I said " Oh, OK. It's just a matter of time. Sooner or later everyone will get terminated" I said that with a smile. I 100% sure that smile looks bitter.

I was fine that time. But after that. Back at the office, I open all my account on linkedin, jobstreet, jobsdb, and renew my cv and cover letter and apply jobs because I got panicked. I knew that it is impossible to get a new job in 2 weeks. It's drive me crazy.

And I got anxiety attack. I got panic, I feel nausea, short breath, and hot blaze through my neck, back, and face.

I got anxiety attack for 3 days, especially at night. And it getting worse every time somebody mention words "termination" & "last day"

Setelah itu, aku harus mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu mama soal ini. It's gonna be hard. Karena aku dan mama akan sama-sama tidak berpenghasilan. And money can be a problem between us.

Aku baru bisa menangis setelah 4 atau 5 hari setelah mendapat kabar itu. Selama ini aku hanya berusaha mengatasi kecemasan dan ketakutanku dan berusaha menekan rasa sedih. Walau pada akhirnya tangis itu pecah juga setelah aku memikirkan apa yang akan hilang dari rutinitasku.

Kehilangan pekerjaan dan penghasilan bukan hal yang paling membuatku sedih. Tapi kehilangan teman-temen yang biasa selalu ada setiap hari, berbagi suka, duka dan kegilaan, itu yang paling membuatku sedih. Well, I still cry today if I remember that.

Di divisiku, inventory, ada kelompok, atau geng, whatever you call us, terdiri dari 5 orang cewe yang masuk di waktu (yg nyaris) bersamaan, July 2013. We called our self "Bara-Bere". They are my best friend, my sisters. And 2 of us are terminated, and the other 3 survive for the next 6 months. They are the ones that I missed so much.
My Best friends, My Sisters, My BaraBere
Hingga saat ini masih ada tanya yang mengganjal "Kenapa Saya?". Menurutku pertanyaan itu bukan mengisyaratkan denial atau penyesalan, ini lebih ke penasaran. Di departemen tempatku bekerja banyak sekali yang masih berstatus TPC. Aku sebetulnya ingin menanyakan hal itu pada Departemental Manager. Tapi dikarenakan satu dan lain hal, aku megurungkan niat dan menikmati hari-hari terakhir dengan tenang aja. Daripada tarik-tarikan otot leher sama manger ya kaaan.. Biar giamanpun juga dia pasti akan merasa lebih benar. Ya sudah, sebaiknya kroco mengalah dan menikmati hidup sajaa..

Jadilah di tanggal 30 September kami tidak kerja.
Hari ini dimulai dengan my favorite leader, my divisional manager, Mr A.M. Shahab yang mengumpulkan anak-anak inventory & logistik di meeting room. Kita sengaja beli gorengan pagi-pagi & dikasih saus petis, itu makanan cemilan favorit babeh (nick name pak Shahab di antara anank buahnya). Babeh, Pak Yen, serta anak inv&log pun makan gorengan bareng-bareng sambil ngobrol ringan, berusaha tak menyinggung bahwa itu hari terakhir bagi 4 (harusnya 5, tp yang satu udh ngabur duluan) orang disitu. Setelah nyemil dan ngobrol kurang lebih 1 jam, barulah Babeh buka topik soal hari terakhir. Suasana mendadak gloomy. No gue ga lebay, tapi emang terasa banget perubahan mood setiap orang saat itu. Beliau memberi speech perpisahan, memberikan wejangan dan semangat. I don't remember the speech because I try my best not to cry in that room. Especially when I saw tears in Babeh's eyes that he try to hide. I know that he sad to say good bye to us.

Selesai morning meeting, 30 menit kemudian kita pergi makan bareng di Mbah Jingkrak Setiabudi untuk farewell lunch.

After luch, sampai kantor kita cuma foto-foto, dari 1 group ke group lain. Salam-salaman dari 1 divisi ke divisi lain. Sampai akhirnya jam 4 tiba.

Last day selfie
Up:R-L: My Divisional Manager Mr A.M. Shahab - My Best  Procurement, My closest friend Giska Talisha - Mas Vikhi
Center: R-L: My Sisist: Ghita - Yoshi - Mba Dwi
Down: R-L: My back to back for HSD Mas Pras - My other sisist Heidy - Logistic Coordinator Pak Yennedi
No Tears Required, Just MORE picture please!! :)
Total dari SCM departement di lantaiku ada 11 orang yang kena terminasi + 2 orang pegawai lapangan.
Sad? Yes of course.
But life must go on, right?

No comments:

Post a Comment